Mengenal Apa Itu Bahasa Cinta (untuk orangtua-anak)

 

Bahasa Cinta adalah istilah yang pertama kali dikenalkan oleh Dr. Gary Chapman di Tahun 1992 dalam bukunya yang berjudul Five Love Languanges. Dalam buku itu, Chapman mendefinisikan Bahasa Cinta sebagai cara seseorang untuk mengungkapkan kasih sayang dan rasa cintanya pada orang lain atapun sebaliknya, cara bagaimana seseorang merasa disayangi dan dicintai oleh orang lain. Hal ini bukan melulu tentang hubungan romantis ya, Ayah-Bunda. Tapi berlaku juga dan berguna banget didalam hubungan orangtua-anak.

 

Apa pentingnya mengenali Bahasa Cinta dalam Hubungan Orangtua-Anak?

Coba Ayah-Bunda perhatikan gambaran 2 kondisi ini 

Kondisi / Situasi

Respon Orangtua

Konsekuensi

Dampak

  1. Anak suka dipuji

Memberikan pujian dengan tepat

Anak merasa diterima dan disayangi

Hubungan orangtua-anak menjadi lekat dan sehat

  1. Anak suka dipuji

Pelit memberikan pujian karena berpikir apa yang dilakukan anak adalah hal yang biasa saja dan bisa dilakukan oleh siapapun

Anak merasa diremehkan sehingga perlahan mengikis rasa percaya diri dan perasaan anak bahwa ia berharga dan disayangi

Hubungan orangtua-anak menjadi renggang

 

Nah, kalo dari gambaran kondisi diatas, Ayah-Bunda setuju yang mana nih? 

Yap! Kondisi 1 terlihat lebih baik, bukan? Dalam Bahasa Cinta, bagian “Kondisi/Situasi” menggambarkan apa Bahasa Cinta yang dimiliki anak. Daaan, anak yang Bahasa Cinta-nya terbaca oleh orangtua, memiliki potensi perkembangan yang lebih baik serta dapat merekatkan hubungan diantara orangtua-anak.

 

Bahasa Cinta ini ibarat tangki cinta. Anak-anak juga memiliki tangki cinta sebagaimana orang dewasa, yang perlu “diisi” secara konsisten agar mereka merasa dicintai dan aman secara emosional. 

 

Selain tangki cinta, memahami Bahasa Cinta anak juga penting untuk menghindari kesalahpahaman looo, Ayah-Bunda. Banyak kasus kesalahpahaman terjadi ketika orangtua mencoba menunjukkan cinta dan kasih sayangnya ke anak dengan bahasa mereka sendiri, padahal anak memiliki bahasa cinta yang berbeda. Akibatnya? Anak tetap merasa tangki cintanya tidak terpenuhi (sehingga tetap berperilaku tidak menyenangkan di mata orangtua), sementara orangtua berpikir mereka telah melakukan atau memberikan segalanya untuk sang anak….

 

Pemahaman orangtua terhadap Bahasa Cinta anak juga dapat mengajarkan anak tentang cara memberi dan menerima cinta dan kasih sayang; bahwa cinta dan kasih sayang dapat mereka terima dan mereka berikan kepada orang lain dengan berbagai cara.

 

Lalu, Apa Saja Bahasa Cinta Itu Ya?

 

  1. Kata-Kata Penegasan (Words of Affirmation)

    Anak merasa dicintai melalui pujian, apresiasi, dukungan, dan kalimat positif lainnya

     

    Contoh perilaku anak: menanyakan bagaimana penampilannya hari ini, suka menceritakan prestasinya, suka atau mudah memuji orang lain, lebih termotivasi saat diberi pujian atau hadiah.

     

    Cara orangtua merespon: Berikan pujian terhadap proses yang telah ia lalui/lakukan yaa, Ayah-Bunda. BUKAN HASIL yang ia peroleh. Hal ini akan mengajarkan pada anak bahwa proses yang benar akan menghasilkan sesuatu yang benar (termasuk akan memberinya perasaan puas yang diikuti dengan kemandirian dan rasa percaya diri anak yang meningkat). Jika ternyata hasilnya belum sesuai harapan, bantu anak mengevaluasi proses yang ia lalui/lakukan untuk dapat memperbaikinya di kemudian hari.

     

    Hindari! 

Memberi nasihat dengan nada atau bahasa menyindir atau sarkasme ya!

Misal : “Gitu aja kamu ko gak bisa sih….”, atau “Kamu lama banget ngerjainnya….

 

  1. Waktu yang Berkualitas (Quality Time)

    Anak merasa dicintai ketika orangtua memberikan perhatian penuh tanpa gangguan

     

    Contoh perilaku anak: suka mengajak Ayah-Bunda bermain bersama, suka ditemani saat bermain/bepergian, merasa senang saat orangtua bisa bermain bersama anak tanpa gangguan, tidak suka bila waktu bermainnya terganggu hal lain.

     

    Cara orangtua merespon: sediakan waktu untuk menemani anak bermain atau mendengarkan ceritanya tanpa terintervensi ya, Ayah-Bunda. Termasuk gadget! Seandainya Ayah-Bunda butuh sekali merespon gadget saat bermain dengan anak, let them know, “Ayah/Bunda jawab telepon atau balas WA dulu ya, Kak/Dek. 1 menit aja. Penting banget. Selesai itu, kita main lagi.” Dan cobalah patuhi kesepakatan itu.

     

     

    Hindari! 

  • Menolak ajakan anak untuk meluangkan waktu bermain tanpa penjelasan yang logis!

  • Mengabaikan atau sibuk sendiri saat anak sedang bercerita atau bermain bersama

 

  1. Menerima Hadiah (Receiving Gifts)

    Anak merasa dihargai melalui hadiah yang bermakna, tidak harus mahal (karena hadiah ini – bagi anak – adalah simbol nyata dari kasih sayang dan perhatian orangtua).

    Contoh perilaku anak: minta dibelikan hadiah saat berprestasi, bersemangat ketika menerima hadiah meskipun sekedar kue kesukaannya, menyimpan dengan baik semua hadiah yang pernah ia dapatkan, sering memberi hadiah sederhana kepada orang lain (misal gambar atau kerajinan buatannya sendiri), merasa sedih jika hadiah pemberiannya dilupakan atau diabaikan.

     

    Cara orangtua merespon: simpan atau abadikan hadiah/pemberian anak dengan baik, berikan anak hadiah saat berhasil meraih prestasi melalui proses yang benar. Ingat, hadiahnya tidak harus mahal ya, Ayah-Bunda… Sebelum memberikan hadiah sebagai bentuk apresiasi atas prestasinya, Ayah-Bunda juga boleh looo mendiskusikan terlebih dahulu dengan anak tentang apa yang ia inginkan dan berapa kisaran harga yang Ayah-Bunda berikan untuk hadiah tersebut.

     

    Hindari!

  • Memberikan/membelikan hadiah sebagai pengganti kehadiran Ayah-Bunda

  • Mencibir atau tidak menunjukkan rasa terima kasih atas hadiah yang mereka berikan

 

  1. Tindakan Pelayanan (Acts of Service)

    Anak merasa disayangi saat orangtua melakukan sesuatu untuk mereka. A bit tricky yaa, tapi yang dimaksud “melakukan sesuatu untuk mereka” disini adalah melakukan sesuatu yang meringankan beban mereka dan BUKAN mengambil alih tanggung jawabnya ya, Ayah-Bunda!

     

    Contoh perilaku anak: suka ikut membantu saat Ayah-Bunda mengerjakan sesuatu, melakukan sesuatu untuk menolong orang lain atas inisiatifnya sendiri, misalnya mengambilkan minum saat Ayah/Bunda baru pulang kerja/membawa tas belanjaan saat berbelanja, suka meminta bantuan orangtua/orang lain untuk melakukan hal-hal kecil seperti memperbaiki mainan atau membantunya menggambar/mewarnai.

     

    Cara orangtua merespon: anak adalah peniru ulung! Anak-anak dengan Bahasa Cinta ini suka sekali memperhatikan sekelilingnya dan meniru perilaku tersebut. Maka, jadilah teladan! Tunjukkan perilaku yang baik termasuk dalam hal berbicara. Berikan mereka kesempatan untuk membantu/mencoba dan bantu mereka melakukan sesuatu SEPERLUNYA. Berikan aturan dan batasan yang jelas tentang alasan dan tujuannya Ayah-Bunda membantu anak.

     

    Hindari!

  • Memanipulasi sikap baik anak!

  • Mengambil alih tanggung jawab anak!

 

  1. Sentuhan Fisik (Physical Touch)

    Anak merasa aman dan dicintai melalui kontak fisik yang positif, seperti pelukan, ciuman, atau bergandengan tangan.

     

    Contoh perilaku anak: suka memeluk/mencium pipi/mengelus kepala/memijat tanpa diminta, sering mencari kesempatan untuk disentuh/dipeluk/digendong/duduk di pangkuan orangtua, suka berpegangan tangan saat berjalan bersama atau melakukan high-five, merasa nyaman tidur di dekat orangtua atau minta ditemani di tempat tidur.

     

    Cara orangtua merespon: berikan anak kesempatan untuk memperoleh ciuman/pelukan/tepukan di punggung/mengelus kepalanya dan AJARKAN bagian-bagian tubuh mana yang boleh dan tidak boleh ia atau orang lain sentuh.

     

    Hindari!

  • Memberi hukuman dalam bentuk fisik

  • TIDAK mengajarkan batasan bagian tubuh mana yang boleh dan tidak boleh disentuh orang lain

 

Bagaimana Cara Mengenali Bahasa Cinta Anak?

Seringkali, anak menampilkan lebih dari satu Bahasa Cinta ya, Ayah-Bunda. Tapi, pasti ada satu Bahasa Cinta yang paling dominan bagi anak. Gimana cara tahu apa Bahasa Cinta anak??

  1. Lakukan observasi : Perhatikan cara anak mengekspresikan kasih sayangnya kepada orang lain. Seringkali, cara mereka memberi menunjukkan cara mereka ingin menerima.

  2. Uji coba : Berikan berbagai bentuk kasih sayang dan perhatikan mana yang paling sering membuat anak bersemangat atau bahagia.

  3. Dengarkan mereka : Anak sering kali menunjukkan apa yang paling mereka butuhkan melalui cerita atau perilakunya.

  4. Ajukan pertanyaan : Tanyakan kepada anak secara langsung apa yang dapat membuatnya merasa paling disayangi, seperti "Apa yang membuatmu merasa paling bahagia, Kak/Dek?" 

 

Yuk jelajahi bersama dan temukan Bahasa Cinta anak, Ayah-Bunda! =)

 

Penulis :
Desy Mega Aditia, M.Psi.

Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur

untuk siapbahagia.com

 

 

Desy Mega Aditia, S.Psi., M.Psi / 29 Sep 2025

JUMLAH PENGUNJUNG
Lihat Detail

Setahun Terakhir
Total Klik
Total Pengguna
Total Kab/Kota
Total IP Public
Sebulan Terakhir
Total Klik
Total Pengguna
Total Kab/Kota
Total IP Public
Seminggu Terakhir
Total Klik
Total Pengguna
Total Kab/Kota
Total IP Public
Sehari Terakhir
Total Klik
Total Pengguna
Total Kab/Kota
Total IP Public

SURVEY KEPUASAN
Isi Feedback/Survey

Jumlah Survey
Rating

PERFORMANCE

response time
memory used
© Copyright BKKBN Jatim 2025
Jl. Airlangga No.31-33, Airlangga, Gubeng, Kota Surabaya, Jawa Timur 60286
Email
prov.jatim@bkkbn.go.id
Telp
031-5022331
Home
https://jatim.bkkbn.go.id
Jam Pelayanan
08:00 s.d 16:00 WIB