Masa remaja adalah periode yang penuh dengan perubahan, baik secara fisik, emosional, maupun sosial. Perubahan ini sering kali memicu munculnya stres yang dapat memengaruhi kesehatan mental remaja. Stress pada remaja merupakan suatu kondisi disaat para remaja tersebut merasa terbebani oleh tuntutan dari lingkungan sekitarnya seperti sekolah, rumah, dan pergaulan. Namun, banyak remaja yang tidak menyadari bahwa gejala stress bisa hadir dalam bentuk yang jelas maupun yang tidak jelas. Jika dibiarkan, kondisi ini dapat berkembang menjadi suatu masalah yang lebih serius seperti depresi, kecemasan, maupun gangguan perilaku.
Tanda-tanda stress dapat dilihat dari aspek fisik maupun aspek psikologis yang mungkin dari adanya beberapa gejala yang muncul tidak disadari pada setiap orang. Gejala fisik yang sering muncul akibat stress antara lain:
Dada terasa sesak
Merasa sulit bernafas
Sering mengalami sakit kepala atau sakit perut
Sulit tidur
Kehilangan nafsu makan
Sering menggigit kuku tangan atau bagian tubuh yang lain
Sedangkan dari gejala psikologis yang sering muncul akibat stress antara lain:
Suasana hati berubah-ubah
Merasa gelisah dan panik
Sulit konsentrasi
Selalu diliputi pikiran-pikiran negatif
Mudah marah atau cemas
Sikap masa bodoh dengan hal-hal yang terjadi
Stres juga dapat dibagi menjadi tiga tingkat, yaitu ringan, sedang, dan berat. Stres ringan biasanya berlangsung singkat, seperti merasa terganggu karena kemacetan, sedangkan stres berat dapat berlangsung dalam jangka waktu lama dan membuat remaja kehilangan kemampuan untuk mengatasi masalahnya sendiri. Jika tidak segera ditangani, stres berat ini berpotensi menyebabkan gangguan mental yang lebih serius.
Stres pada remaja biasanya disebabkan oleh masalah hubungan dengan orang tua dan teman. Selain itu, kekhawatiran tentang masa depan dan masalah keuangan juga menjadi sumber stres dari remaja itu sendiri. Tekanan seperti ini sering kali tidak terlihat dari luar, sehingga banyak orang tua dan guru yang kurang memahami bahwa remaja sedang mengalami beban mental yang berat hingga akan menyebabkan masalah serius jika terus dibiarkan.
Salah satu cara yang efektif untuk membantu remaja menghadapi stres adalah dengan memberikan dukungan sosial, terutama dari teman sebaya. Dukungan sosial meliputi bantuan emosional, informasi, maupun materi dengan menyesuaikan kebutuhan dalam peneylesauian masalah stres yang dihadapi remaja. Teman sebaya memiliki peran penting karena remaja cenderung lebih nyaman berbagi cerita dengan teman yang seusia. Dengan adanya teman yang mau mendengar, memberi nasihat, atau sekadar menemani, remaja akan merasa lebih dimengerti dan tidak sendirian dalam menghadapi masalah yang dialami. Hal tersebut akan mengurangi dampak negatif stres dan akan meningkatkan kesehatan emosional pada remaja.
Kesimpulan yang dapat kita ambil ialah tanda-tanda stres pada remaja sering kali terabaikan karena dianggap sebagai perilaku biasa pada masa pubertas. Padahal, kemampuan dalam mengenali gejala awal stres sangat penting untuk mencegah berkembangnya masalah mental yang akan lebih serius. Orang tua, guru, maupun teman sebaya perlu berperan aktif dalam memberikan dukungan sosial yang memadai kepada remaja. Dukungan sosial bisa diberikan dengan hal yang mudah seperti mendengarkan cerita, memberikan nasihat jika diperlukan, atau menyediakan lingkungan yang aman dan membuat perasaan yang nyaman. Dengan mengetahui gejala-gejala stres sejak awal maka, remaja akan memiliki peluang lebih besar untuk mengelola stress dengan baik dan tumbuh menjadi seorang individu yang sehat secara mental ataupun fisik.
Referensi :
Morgan, N. (2014). Panduan Mengatasi Stres Bagi Remaja. Pustaka Alvabet.
Nasution, I. K. (2007). Stres pada remaja.
Fauziah, P. N., Meitya, B. R., & Ichramsyah, R. (2016). Menangani stres remaja dengan dukungan sosial teman sebaya. In Conference Paper (pp. 153-164).
Ibda, F. (2023). Dukungan Sosial: Sebagai bantuan menghadapi stres dalam kalangan remaja yatim di Panti Asuhan. Intelektualita, 12(2).