Stres adalah hal yang bisa dialami pada kehamilan. Perasaan tidak nyaman dan perubahan pada tubuh dapat mempengaruhi aktivitas sehari hari. Perubahan bukan hanya terjadi pada diri ibu hamil namun juga pada keluarga dan lingkungan. Walaupun ibu hamil dapat menerima perubahan, keluarga dan lingkungan belum tentu akan menerima, penolakan ini dapat menambah stress.
Pada kondisi stres, tubuh akan mengeluarkan hormon kontraproduktif pada kehamilan. Stres berkepanjangan akan mempengaruhi sistem kekebalan tubuh sehingga tubuh ibu hamil mudah terkena infeksi. Infeksi yang timbul dapat meningkatkan resiko terjadinya kelahiran prematur.
Kelahiran prematur (kurang dari 37 minggu kehamilan) serta berat badan bayi lahir rendah (BBLR) dapat timbul karena stress pada kehamilan. Kondisi tersebut akan mengakibatkan gangguan intelijensi dan gagal berkembang serta gangguan paru-paru, otak, mata dan organ lainnya.
Gangguan otak yang mungkin terjadi adalah keterlambatan perkembangan, pembelajaran, komunikasi, sampai bagaimana cara bersosialisasi. Resiko lain kelahiran premature dan BBLR adalah Cerebral palsy atau CP yaitu kondisi yang berhubungan dengan gangguan kerja otot, ADHD atau gangguan dalam konsentrasi dan perilaku serta gangguan mental berupa kecemasan dan depresi di kehidupan berikutnya.
Asma dan infeksi paru-paru (pneumoni dan bronkopneumoni) adalah bentuk gangguan paru-paru yang dapat timbul pada kelahiran prematur, termasuk resiko gangguan pertumbuhan gigi (warna serta susunan gigi), gangguan pendengaran, gangguan sistem kekebalan tubuh, gangguan pencernaan, serta penglihatan.
Gangguan Kesehatan akibat kelahiran prematur membutuhkan perawatan Rumah Sakit lebih lama dibandingkan bayi lahir dengan cukup umur. Tingginya resiko gangguan kesehatan berbanding lurus dengan semakin awalnya terjadi kelahiran. Gangguan kesehatan mungkin tidak muncul pada awal kehidupan namun pada usia remaja atau lebih tua. Deteksi serta penanganan lebih dini akan lebih memberikan peluang bagi bayi untuk memperoleh Kesehatan yang optimal.
Marchofdimes. Long-term health effects of premature birth. https://www.marchofdimes.org/find-support/topics/birth/long-term-health-effects-premature-birth (27 Februari 2023)
Pemberian makanan tambahan yang cocok untuk balita
Sampai dengan usia 6 bulan sebenarnya kebutuhan gizi bayi cukup terpenuhi dengan pemberian ASI. Setelah usia 6 bulan boleh mulai diberikan MPASI (Makanan Pendamping ASI) dengan beberapa hal yang harus diperhatikan diantaranya, waktunya tepat yaitu setelah usia 6 bulan, penyiapan dan pembuatannya menggunakan cara, bahan dan alat yang aman dan higienis, diberikan sesuai dengan sinyal lapar dan kenyang dari bayi, serta dapat memenuhi kebutuhan energi, protein dan mikronutrien bayi.
Selain dilihat dari usia, saat mulai diberikan MPASI juga dapat dilihat dari kemampuan bayi mengangkat leher dan kepala tanpa bantuan, sudah menunjukkan ketertarikan pada makanan, dan bayi menunjukkan tanda lapar walaupun sudah diberikan ASI.
Saat usia 6 bulan saat pemberian MPASI, ASI tetep diberikan karena ASI tetap menjadi bagian terpenting. Kebutuhan energi sehari adalah sebesar 200 kilo kalori. MPASI boleh diberikan 2 kali sehari, sebanyak 2-3 sendok setiap pemberian sebagai awalan, dan bentuknya bubur kental atau puree. Pada fase ini, ibu harus bersabar dalam memberikan karena masih merupakan hal yang baru bagi bayi, dan jangan dipaksa untuk menghabiskan.
Pada usia 6-9 bulan, ASI diberikan sesuai permintaan, karena ASI masih memenuhi separuh dari kebutuhan energi bayi. Kebutuhan energi sehari adalah sebesar 200 kilo kalori. MPASI boleh diberikan 2-3 kali sehari dengan 1-2 selingan makan. Bentuknya bubur kental atau puree sampai makanan yang dilumatkan sampai halus (mashed). Selain ibu harus bersabar dan tidak memaksakan bayi untuk menghabiskan makanannya, juga perlu di perhatikan jumlah yang diberikan setengah dari takaran 250 ml untuk memastikan jumlah asupannya.
Pada usia 9-12 bulan, ASI diberikan sesuai permintaan, karena ASI masih memenuhi separuh dari kebutuhan energi bayi. Kebutuhan energi sehari adalah sebesar 300 kilo kalori. MPASI boleh diberikan 3-4 kali sehari dengan 1-2 selingan makan. Jumlah yang diberikan adalah separuh dari 250 ml setiap pemberian, bentuknya bisa berupa cincang halus, cincang kasar sampai bentuk makanan yang bisa dipegang oleh bayi.
Pada usia 12-24 bulan, ASI diberikan sesuai permintaan, karena ASI masih memenuhi sepertiga dari kebutuhan energi bayi. Kebutuhan energi sehari adalah sebesar 550 kilo kalori. MPASI boleh diberikan 3-4 kali sehari dengan 1-2 selingan makan. Jumlah yang diberikan adalah tiga perempat dari 250 ml setiap pemberian, bentuknya makanan keluarga yang dicincang atau dihaluskan seperlunya.
Kebersihan saat persiapan serta tata cara penyimpanan makanan juga mempengaruhi keberhasilan dalam pemberian makanan tambahan bayi. Dan yang terpenting adalah kesabaran dan semangat ibu untuk terus belajar dan berusaha.
Lebih mengenal KB PP
Periode Paska Persalinan adalah waktu saat segera setelah melahirkan sampai 6 minggu atau 42 hari setelah melahirkan. Pada masa inilah banyak terjadi kehamilan tidak diinginkan sehingga perlu dipikirkan penggunaan metode KB untuk membantu dalam perencanaan kehamilan. Tujuan dalam perencanaan adalah menghindari kehamilan dengan 4 Terlalu, terlalu muda (kurang dari 20 tahun), terlalu tua (lebih dari 35 tahun), terlalu banyak (lebih dari 3 anak) dan terlalu dekat jarak kehamilan ( kurang dari 2 tahun). KB paska persalinan ini penting karena kembalinya kesuburan setelah melahirkan tidak dapat diprediksi, dapat terjadi sebelum haid bahkan pada ibu menyusui. Keberhasilan dalam KB paska persalinan sangat di pengaruhi oleh konseling selama kehamilan (antenatal). Penurunan kejadian gagal tumbuh kembang pada anak (stunting) juga dipengaruhi oleh keberhasilan KB paska persalinan dalam tujuan kehamilan yang terencana.
Periode paska persalinan langsung (dalam 48 jam setelah melahirkan) merupakan waktu yang ideal untuk KB karena pasti tidak hamil, ibu sangat termotivasi untuk berKB, dan kalau sudah pulang ibu akan lupa berKB karena kesibukan merawat bayi.
Pilihan kontrasepsi paska persalinan tergantung pada waktu memulai penggunaan serta status menyusui. Alat kontrasepsi dalam rahim (IUD) dapat dipasang 0-48 jam paska kelahiran atau menunggu setelah 4 minggu, susuk (implant) dan pil menyusui boleh diberikan segera, suntik serta metode hormon kombinasi menyesuaikan dengan status menyusui. Bila sudah tidak ingin hamil lagi bisa memilih metode vasektomi atau tubektomi (Metode Steril).
Ibu paska persalinan dapat menentukan pilihan kontrasepsi terbaik baginya setelah mendapatkan informasi dan konsultasi dengan tenaga kesehatan sebelumnya.