Menjadi Contoh, Cara Terbaik Mendidik Anak Sejak Dini

...

Orang tua kerap kali sibuk mengingatkan dan menasihati anak untuk bersikap baik, sopan, sabar, dan lain sebagainya. Namun pernahkah terpikir oleh Ayah dan Bunda bahwa anak lebih banyak belajar dari apa yang mereka lihat dibanding apa yang mereka dengar? Terkadang tanpa kita sadari mata anak merekam lebih cepat daripada telinganya yang mendengar. Orang tua bisa menasihati anaknya seharian, namun satu tindakan kecil dari orang tua justru bisa menjadi pelajaran paling membekas bagi mereka. Contoh kecilnya seperti ketika Ayah atau Bunda meminta anak untuk bersikap tenang, tapi dengan menggunakan nada bicara yang tinggi atau bahkan seperti membentak. Hal ini menyebabkan anak merasa kebingungan, bahkan alih-alih belajar untuk bersikap tenang, anak justru menangkap bahwa menggunakan nada bicara yang keras adalah cara yang tepat untuk mengekspresikan emosi. 

Dalam pembentukan karakter pada anak, keteladanan merupakan salah satu aspek yang sangat penting baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Keluarga — atau lebih spesifiknya orang tua sebagai sekolah pertama anak menjadi tempat dimana mereka paling banyak mempelajari sesuatu. Keluarga merupakan sumber keteladanan yang pertama dan utama bagi anak. Inti dari keteladanan ini sendiri adalah proses peniruan yang dilakukan anak terhadap orang-orang di sekitarnya. Bahkan terkadang anak dapat meniru perilaku orang tuanya tanpa mereka sengaja dan tanpa mereka sadari. Menariknya, keteladanan bukan hanya memengaruhi cara anak dalam bersosialisasi dan belajar, tetapi juga akan kembali dirasakan oleh keluarga itu sendiri. Jika orang tua memberikan teladan yang baik, merekalah yang pertama kali menikmati buah dari karakter positif yang tumbuh pada anak. Sebaliknya, bila teladan yang diberikan kurang baik, keluarga pulalah yang akan lebih dulu menghadapi dampak dari perilaku negatif anak. Dari cara berbicara, mengelola emosi, hingga kebiasaan sederhana sehari-hari menjadi pelajaran hidup yang akan melekat pada anak hingga mereka dewasa. Nasihat bisa saja terlupa, tetapi contoh nyata akan tertanam kuat dalam ingatan mereka.

Sebagai acuan dalam mendampingi perkembangan anak, Ayah dan Bunda dapat menanamkan pendidikan karakter melalui formula RPM³ (responding, preventing, monitoring, mentoring, dan modeling).

  • Responding berarti memberi tanggapan yang tepat. Dalam melakukan responding orang tua perlu yakin bahwa respons yang diberikan memang benar dan sesuai dengan kebutuhan anak.

  • Preventing adalah langkah pencegahan agar perilaku berisiko tidak muncul, dimulai dengan memetakan masalah dan menemukan cara penyelesaiannya.

  • Monitoring menekankan pentingnya pengawasan interaksi anak dengan lingkungannya. Di sini orang tua perlu menggabungkan kemampuan bertanya dan memberi perhatian agar dapat menetapkan batasan serta mendorong anak membuat keputusan positif.

  • Mentoring berarti mendampingi dan menumbuhkan perilaku yang diharapkan, karena anak masih membutuhkan arahan dalam pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman hidup dari orang yang lebih dewasa.

  • Modeling adalah memberikan contoh nyata yang positif dan konsisten. Tahapan inilah yang dimaksud dengan keteladanan. Tanpa keteladanan, nasihat hanya akan menjadi teori yang sulit diwujudkan dalam keseharian.
    Keteladanan yang dilakukan terus-menerus akan membuat nilai-nilai yang diajarkan benar-benar tertanam. Orang tua yang mampu menjadi figur panutan dengan sikap, perkataan, dan tindakan yang selaras akan lebih mudah menuntun anak menuju perkembangan karakter yang baik. Jika orang tua gagal menjadi figur yang dapat dicontoh, anak pun akan kesulitan menyerap pelajaran yang diharapkan.

Keteladanan yang dilakukan terus menerus akan membuat nilai-nilai yang diajarkan benar-benar tertanam. Orang tua yang mampu menjadi figur panutan dengan sikap, perkataan dan tindakan yang selaras akan lebih mudah menuntun anak menuju perkembangan karakter yang baik. Jika orang tua gagal menjadi figur yang dapat dicontoh, anak pun akan kesulitas menyerap pelajaran yang diharapkan.

 

Referensi:
Munawwaroh, A. (2019). Keteladanan Sebagai Metode Pendidikan Karakter. Jurnal Penelitian Pendidikan Islam, 7(2), 141-156. doi:10.36667/jppi.v7i2.363 
Ritonga, S. (2021). Penanaman Nilai dan Pembentukan Sikap pada Anak melalui metode keteladanan dan pembiasaan dalam keluarga. Kaisa: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, 1(2), 131-141.

Tresnani Suci Nurani, S.KM / 16 Okt 2025